SURVEI KARAKTER

Survei Karakter ditujukan untuk mengukur perkembangan karakter peserta didik sebagai salah satu capaian pembelajaran. Pengembangan Survei Karakter Siswa mengacu pada Profil Pelajar Pancasila. Namun, pada pengembangan Survei Karakter Siswa kali ini belum mengikutsertakan akhlak beragama dan akhlak pribadi karena beberapa pertimbangan. Akhlak beragama mengacu pada pemahaman mengenai sifat-sifat Tuhan dan menghayati bahwa inti dari sifat-sifat-Nya adalah kasih dan sayang.

---

VIDEO ASESMEN NASIONAL

Mengapa diperlukan Survei Karakter?

Eum ad dolor et. Autem aut fugiat debitis voluptatem consequuntur sit. Et veritatis id.

Survei Karakter

Survei Karakter ditujukan untuk mengukur perkembangan karakter peserta didik sebagai salah satu capaian pembelajaran. Enam karakter yang diukur pada peserta didik di Indonesia didasarkan pada profil pelajar Pancasila: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, khususnya akhlak pada manusia, akhlak pada alam, dan akhlak bernegara, 2) gotong-royong, 3) kreativitas, 4) nalar kritis, 5) kebinekaan global, dan 6) kemandirian.

Survei Karakter

Survei Karakter ditujukan untuk mengukur perkembangan karakter peserta didik sebagai salah satu capaian pembelajaran. Enam karakter yang diukur pada peserta didik di Indonesia didasarkan pada profil pelajar Pancasila: 1) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, khususnya akhlak pada manusia, akhlak pada alam, dan akhlak bernegara, 2) gotong-royong, 3) kreativitas, 4) nalar kritis, 5) kebinekaan global, dan 6) kemandirian.

Karakter Utama Profil Pelajar Pancasila

Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia

Karakter beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia dapat didefinisikan sebagai pengamalan nilai-nilai agama dan kepercayaan yang diwujudkan melalui akhlak pada manusia, akhlak pada alam, dan akhlak bernegara dalam kehidupan sehari-hari.

Gotong Royong

Gotong royong adalah istilah asli Indonesia yang digunakan untuk merujuk pada kegiatan bersama dalam suatu komunitas untuk mengerjakan suatu aktivitas bersama yang terlampau besar untuk diselesaikan seorang diri atau hanya oleh beberapa orang.

Kreativitas

Kreativitas dapat diukur dengan meminta individu mengerjakan suatu tugas atau mencari segala cara baru menggunakan barang-barang yang ada (berpikir divergen), menceritakan pengalaman berperilaku kreatif, dan menceritakan seberapa tinggi minat atau kesenangan terlibat dalam kegiatan kreatif.

Nalar Kritis

Nalar kritis dapat didefinisikan sebagai kemampuan berpikir secara terarah. Ada beberapa konstruk yang pernah digunakan sebagai indikator nalar kritis, yaitu: (1). Mencari informasi relevan termasuk yang bertentangan dengan keyakinan dan pendapat pribadi, (2) menganalisis dan mengevaluasi informasi dari berbagai perspektif, dan (3) mengambil keputusan dengan mempertimbangkan konsekuensi dan prinsip etika universal.

Kebhinekaan Global

Karakter kebinekaan global mengarah pada konsep budaya global yang merupakan imbas dari globalisasi. Kondisi ini memungkinkan individu dari suatu negara dapat mempelajari budaya dari negara lain. Tantangan dalam budaya global adalah menciptakan kerja sama antar negara untuk mencapai kesejahteraan bersama.

Kemandirian

Karakter kemandirian didasarkan pada pemahaman siswa terhadap kekuatan dan keterbatasan yang dimiliki sehingga siswa mampu merencanakan tujuan yang sesuai dengan dirinya.

Neque officiis dolore maiores et exercitationem quae est seda lidera pat claero

Consequuntur inventore voluptates consequatur aut vel et. Eos doloribus expedita. Sapiente atque consequatur minima nihil quae aspernatur quo suscipit voluptatem.

Repudiandae rerum velit modi et officia quasi facilis

Laborum omnis voluptates voluptas qui sit aliquam blanditiis. Sapiente minima commodi dolorum non eveniet magni quaerat nemo et.

Incidunt non veritatis illum ea ut nisi

Non quod totam minus repellendus autem sint velit. Rerum debitis facere soluta tenetur. Iure molestiae assumenda sunt qui inventore eligendi voluptates nisi at. Dolorem quo tempora. Quia et perferendis.

Consequuntur inventore voluptates consequatur aut vel et. Eos doloribus expedita. Sapiente atque consequatur minima nihil quae aspernatur quo suscipit voluptatem.

Repudiandae rerum velit modi et officia quasi facilis

Laborum omnis voluptates voluptas qui sit aliquam blanditiis. Sapiente minima commodi dolorum non eveniet magni quaerat nemo et.

Incidunt non veritatis illum ea ut nisi

Non quod totam minus repellendus autem sint velit. Rerum debitis facere soluta tenetur. Iure molestiae assumenda sunt qui inventore eligendi voluptates nisi at. Dolorem quo tempora. Quia et perferendis.

Consequuntur inventore voluptates consequatur aut vel et. Eos doloribus expedita. Sapiente atque consequatur minima nihil quae aspernatur quo suscipit voluptatem.

Repudiandae rerum velit modi et officia quasi facilis

Laborum omnis voluptates voluptas qui sit aliquam blanditiis. Sapiente minima commodi dolorum non eveniet magni quaerat nemo et.

Incidunt non veritatis illum ea ut nisi

Non quod totam minus repellendus autem sint velit. Rerum debitis facere soluta tenetur. Iure molestiae assumenda sunt qui inventore eligendi voluptates nisi at. Dolorem quo tempora. Quia et perferendis.

F.A.Q

Frequently Asked Questions

Asesmen Nasional bertujuan tidak hanya memotret hasil belajar kognitif murid namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Asesmen nasional diharapkan dapat memotret sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan. Hal ini penting untuk menyam paikan pesan bahwa proses belajar-mengajar harus mengembangkan potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif

Asesmen Nasional bertujuan tidak hanya memotret hasil belajar kognitif murid namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Asesmen nasional diharapkan dapat memotret sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang dapat memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang relevan. Hal ini penting untuk menyam paikan pesan bahwa proses belajar-mengajar harus mengembangkan potensi murid secara utuh baik kognitif maupun non kognitif

AKM mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.

Sementara Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Selengkapnya